Prestasiserupa, juga bisa dilihat dari alumni-alumni MHM Lirboyo yang kemudian melanjutkan pendidikan ke universitas dan memainkan peranan penting dalam dinamika dunia akademik kampus. Ada kecenderungan musyawarah bukan lagi menjadi aktivitas ilmiah yang menarik di tingkat ini. Sehingga tak jarang jika rais-rais yang pandai bercerita Berikutini akan dikupas beberapa cerita anak sastra Arab yang akan memperluas pengetahuan kalian, bahwa mereka adalah kaum “langka” dan sosok hebat dalam sejarah “peradaban” mahasiswa, dengan idealisme yang menyala-nyala. <>1. Ketahuilah, Anak Sastra Arab adalah Anak Muda yang Tak Mudah Berhenti Berjuang. Karena anak sastra Arab itu Deretanalumni Gontor yang jadi Dai kondang dan pentolan pemerintah. Minggu, 24 Januari 2016 09:05 Reporter Hasyim terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar ke-30 di Lirboyo, Kediri. Pada pemilihan presiden tahun 2004, Hasyim Muzadi menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Capres Megawati Soekarnoputri Formal(Forum Mahasiswa Alumni Lirboyo). 6,291 likes · 7 talking about this. Forum Mahasiswa Alumni Lirboyo (FORMAL) Malang Raya merupakan wadah yang di bentuk untuk seluruh Alumni yang melanjutkan PengasuhPondok Pesantren Lirboyo, KH Abdullah Kafabih Mahrus (tengah) bersama pimpinan Ponpes Almizan, KH Maman Imanulhaq (kanan) saat peresmian Pondok Pesantren Lirboyo cabang Majalengka, Rabu TEMPOCO, Jakarta-Salah satu Pengasuh Pondok Lirboyo Kediri, Jawa Timur, Abdullah Kafabihi Mahrus, menilai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil layak sebagai salah satu tokoh yang memiliki kompetensi calon presiden. "Beliau kandidat, survei baik. Adapun jadi presiden atau tidak itu urusan lain. Yang penting kita harus mengakomodir capres yang akan S00iJ. Menampilkan Artikel dengan Tag "Alumni" Dawuh Masyayikh Drama “Siapa yang Bicara di Bawah Pohon, Wudhunya Batal!” Santri sudah seharusnya berusaha untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, dan memang itu khidmah terbesar mereka selepas dari pesantren, selain juga sejak dulu kala masyarakat lebih dekat dengan santri atau kiai langgar daripada yang lain. Mereka mengeluhkan dan mengadukan segala persoalan hidup mulai hal terkecil sekalipun, seperti anaknya yang sedang menderita sakit gigi, misalnya. Dari sini […] Badan Otonom Pesantren Lirboyo Gerak Sunyi HIMASAL Jateng Mengabdi Kepada Kiai, NU Dan NKRI HIMASAL Himpuan Alumni Santri Lirboyo Jawa Tengah terus melakukan konsolidasi organisasi sejak pelantikan 2015 hingga sekarang, di bawah kreativitas dan keuletan komandannya, Gus Mahin Tegalrejo Magelang. Beliau telaten menyapa, silaturrahim dan memberi support kepada para alumni mulai Himasal tingkat Kecamatan, Kabupaten, hingga tingkat Jawa Tengah untuk semakin menyambung alaqah bathiniah’ ikatan batin, red. terhadap Masyayikh […] Artikel Pencipta Sholawat Badar Itu Kiai NU Alumni Lirboyo Asal Tuban Jatim Shalawat Badar sangat familiar di kalangan nahdliyin warga Nahdlatul Ulama. Di hampir seluruh kegiatan Nahdlatul Ulama, shalawat ini selalu didengungkan. Berikut sebagian teks Shalawat Badar صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ * عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ Shalaatullaah Salaamul laah Alaa Thaaha Rasuulillaah Rahmat dan keselamatan Allah, semoga tetap untuk Thaaha* utusan Allah صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ […] Pojok Lirboyo Selapanan Alumni Lirboyo Daerah Magelang Lirboyonet-Kediri, Rutinan Selapanan Kec. Salaman Kab. Magelang digelar setiap malam Rabu Legi. Kali ini bertempat di dalem K. Zuhdi Alumni 2000 Lantabur. Selapanan dimulai pukul 2100 Wib diawali pembacaan hirzul jauzan dan tahlil birrul masyayikh dilanjutkan do’a oleh alumni setempat, Kyai Abdul Mun’im. Rutinan Alumni Lirboyo daerah Magelang, cabang Kecamatan Salaman ini juga dihadiri Ketua […] Pojok Lirboyo Peran Santri Dalam Menangkal Radikalisme Agama Lirboyonet, Jakarta – Sukses sudah gelaran Seminar yang diprakaryai Istikmal Jabodetabek dalam Ngaji Toleransi yang bertajuk Peran Santri Dalam Menangkal Radikalisme Agama. Seminar yang diadakan di Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu 09/12/17 merupakan kerja sama dengan kementrian koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Lembaga Riset Prima Center Indonesia. Seminar diadakan untuk merespons fenomena […] Pojok Lirboyo Pra PKPNU Santri Lirboyo Lirboyonet, Kediri– Seluruh peserta PKPNU Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama malam tadi 23/11 dikumpulkan di Aula Al- Muktamar guna melaksanakan Pra PKPNU, seluruh peserta yang hadir malam tadi adalah santri dan alumni dari Ponpes Lirboyo ada yang masih berdomisili di pondok ada juga yang sudah di Rumah. PKPNU yang akan dilaksanakan senin mendatang adalah suatu […] 56 Dawuh Masyayikh Lirboyo untuk Motivasi dan Keberkahan Hidup – Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur didirikan oleh KH. Abdul Karim pada tahun 1910 M. Pondok Pesantren ini sangat luas dan juga terkenal. 3 Tokoh Pondok Pesantren Lirboyo Berikut ini kumpulan 56 dawuh Masyayikh Lirboyo atau 56 Dawuh Kyai Lirboyo yang sarat dengan hikmah yang dapat dijadikan motivasi dan dapat menjadi sebab datangnya keberkahan dalam hidup kita KH. Abdul Karim Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo 1. Yang penting ngaji! Walaupun anaknya seorang tukang ngarit tapi mau ngaji, ya akan pinter. Anaknya orang alim tapi tidak mau ngaji, ya tidak akan pinter. Yang penting ngaji sing tenanan. Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo 2. Doakan aku supaya jangan dulu meninggal sebelum bisa puasa selama 9 tahun seperti Mbah Khalil. Dan doakan aku juga supaya diakui santrinya Mbah Khalil. Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 3. Yang dinamakan santri yang manfaat ilmunya adalah santri yang ilmunya bisa menuntun mereka meraih ridho Allah. Masalah keadaan tiap-tiap santri di rumahnya kelak, terserah gusti Allah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 4. Jangan sekali-kali kalian menyakiti hati orang tua. terlebih-lebih ibu. Karena menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 5. Jika ingin tujuanmu tercapai, jangan makan nasi alias ngerowot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 6. Banyak dan sedikitnya ilmu itu sebuah amanat jadi harus disebarkan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 7. Ingat kalau kamu jadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah. Pertama, jangan sampai mata duitan. Kedua, jangan tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini, insya Allah selamat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 8. Ngajarlah ngaji…!!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, kethoken kupingku potong telingaku. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 9. Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 tahun dan Nabi Nuh sukses dalamn waktu 900 tahun. Tetapi di dalam Al-Qur’an yang disebut Ulul Azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukkan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid-muridnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 10. Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, di akhirat tidak dapat bagian apa-apa. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 11. Kalau ingin hidup mulia, hormati orangtua, khususnya ibu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 12. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadhohi dengan yang tidak di riyadhohi itu hasilnya beda. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 13. Riyadhoh yang paling utama adalah istiqomah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali KH. Mahrus Ali Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo 14. Orang ingin sukses itu kuncinya menghormati istri. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 15. Barang siapa yang tidak mati karena pedang, maka ia akan mati dengan sebab musabab lain. Sebab musabab kematian itu banyak, namun mati cuma sekali. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari 16. Banyak orang yang ilmunya sedang- sedang saja, tapi betapa hebat manfaat dan barokahnya karena ditunjangi oleh sifat tawadhu’, dan banyak khidmah tholabul ilmi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari 17. Menghormati guru harus juga menghormati apa yang dimiliki guru. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari KH. Imam Yahya Mahrus 18. Empat perkara untuk menjadi hamba Allah yang haqiqi adalah adab, ilmu, sidqu jujur, dan amanah dapat dipercaya/ tanggung jawab. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Imam Yahya Mahrus 19. Orang yang ahli baca shalawat, dzurriyah dan anaknya akan mudah menjadi orang alim, shalih akhlaq dan tingkah lakunya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad ldris Marzuqi 20. Jadilah pengamal Dalailul Khoirot yang nekek tidak pernah pot/putus membaca kitab Dalailul Khoirot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi KH. Ahmad Idris Marzuqi 21. Punya hajat apa? Baca sholawat yang banyak! Harus sabar, telaten, pasti hajatnya dikabulkan. Orang yang memperbanyak membaca sholawat sering mendapat rezeki yang tidak terduga. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi KH. Ahmad Idris Marzuqi 22. Bila akan melakukan sesuatu dalam hati ada suasana gelisah, bila ingin ikut tokoh yang sedang naik daun, bila ingin menjadi jamaah dari sebuah organisasi, ingat wajah gurumu. Kira-kira beliau ridlo nopo boten kira-kira beliau ridlo apa tidak. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 23. Ketika belajar di Lirboyo jangan pernah putus asa apapun yang terjadi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 24. Santri kok pacaran berarti santri gadungan. Pernikahan yang berangkat dari pacaran biasanya tidak bahagia, karena saat pacaran yang diperhatikan hanya kebaikannya saja. Dan yang jelas menurut Islam pacaran itu dilarang. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 25. Walaupun di rumah sudah menjadi tokoh masyarakat, bahkan menjadi wali. Kalau belum mengajar, masih kurang disenangi oleh Mbah Abdul Karim. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi Berikut ini video galeri Masyayikh Lirboyo sebagai tambahan agar lebih semangat menyimak mutiara-mutiara kalam hikmah berikutnya 26. Kalau berorganisasi terjunlah di NU. Barang siapa yang memusuhi NU kalau dia wali maka akan dicabut kewaliannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 27. Santri kalau pulang harus bisa menjadi seperti paku yang bisa menyatukan berbagai lapisan masyarakat, meskipun dirinya tak terlihat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 28. Santri harus wani mlarat, yaitu harus berani menghadapi apa saja. Seperti paku, yang berani dipukul, demi menyatukan semua elemen di masyarakat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 29. Lisan hanya wasilah, dakwah sebenarnya dengan hati. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 30. Jangan dikira umat Islam benci dengan orang Budha, tapi maksudnya yang dibenci adalah agamanya bukan orangnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur KH. Abdul Aziz Manshur 31. Berbuatlah kebaikan sesuai dengan keahlianmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 32. Kekuatan manusia terbatas… kewajiban kita adalah ikhlas dan berdoa. Jangan cuma, “Saya harus bisa begini”. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 33. Puncak dari segala kenikmatan adalah meninggal dalam keadaan menetapi iman dan Islam. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 34. Birrul walidain itu caranya bukan berarti orangtua digendong ke sana ke sini. Tapi yang terpenting jangan menyakiti hati orangtua. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 35. Hidup di dunia ini pasti terkena cobaan, jangan heran. Itu sudah menjadi ketentuannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Muhammad Anwar Mansur Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo 36. Amalkanlah ilmu yang kalian peroleh sambil tetap mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu tetap diwajibkan sampai akhir hayat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 37. Kita harus benar-benar ikhlas dalam berjuang. Jangan sampai mengharapkan pamrih dari segala sesuatu yang kita sumbangkan kepada masyarakat dan bangsa. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Muhammad Anwar Mansur 38. Seperti apa kesulitanmu, ya sebanding itu derajatmu yang akan kamu dapatkan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 39. Harganya seseorang adalah ilmu dan pengamalannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 40. Sebaik-baiknya orang, itu orang diajak pencuri, pencurinya malah sadar. Sejelek-jeleknya orang, itu orang diajak pencuri malah ikut jadi pencuri. Jangan mudah terbawa zaman, sekarang sudah tidak karuan. Jangan ikut-ikutan tidak karuan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Abdullah Kafa Bihi Mahrus 41. Jangan sampai ketidakcerdasan menjadi penghalang dan semangat mencari ilmu. Karena ilmu itu yang penting manfaat dan barokahnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus sukses dan alim tentu ada hubungan dengan orang tua dan kakeknya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 43. Perjuangan membutuhkan pengorbanan. Kejayaan membutuhkan perjuangan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 44. Setan menggoda dengan cara apapun. Kadang dengan pemikiran. Ini yang berbahaya, maka tafakkur harus didasari ilmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 45. Yang bertanggung jawab terhadap NU adalah santri, karena NU lahir dari kalangan Pesantren. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 46. Mumpung masih muda. Kalau sudah tua pasti nambah repot, karena tidak ada orang tua yang tidak repot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Habibullah Zaini KH. Ma’ruf Zainuddin 47. Yang serius belajarnya..! Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah ketika hanya bisa bekerja. Pendidikan di Lirboyo bukan untuk bekerja, tapi untuk dakwah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 48. Harus Punya Tanggung Jawab. Kewajiban orang yang mencari iImu harus belajar. Kewajiban orang yang mempunyai iImu harus mengajar. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 49. lImu ltu Amanah, harus dipegang teguh dan disampaikan kepada yang berhak. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 50. Kang, kalau sudah pulang, uang amplop dari ngaji atau sowan itu ada zakatnya, dihitung selama 1 tahun kira-kira berapa jumlahnya, harus dizakati Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 51. Pondok itu tidak membikin, disitu ada kiyai yang ada berlian dihatinya. Kalau hati kamu ada isi, bertempat dimana saja akan didatangi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 52. Santri dilarang mengaji kitab yang belum pangkatnya harus bertahap dan sesuai kemampuannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 53. Man talattana panaenun, orang yang telaten akan panen. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 54. Man lam ya’rif bil politik akalahul politik, orang yang tidak mengerti politik akan dimakan politik. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 55. Yang penting santri diamalkan ilmunya. Kalau punya pondok, rawatlah pondokmu. Jika tidak punya pondok, punya masjid, rawatah masjidmu. Punya mushollah, rawatlah mushollahmu. Rawatlah keluargamu, rawatlah masyarakatmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 56. Ilmu hanya diperoleh dengan cara belajar, tidak dengan membaca saja. Pencari ilmu harus mempunyai guru yang dapat membuka hatinya Syaikhul Futuh, buku-buku yang mengandung kebenaran dan nalar yang cerdas. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali Semoga dengan adanya 56 dawuh Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo atau 56 dawuh kyai Lirboyo ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk diri kita agar lebih semangat. Pantang menyerah untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat. H. Latiful Arif, Co Founder Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Mubtadi-ien International. Pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur Alumni angkatan tahun 2008. Jakarta, Gontornews — Penampilannya sederhana, tak menampakkan dirinya seorang kia besar. Sifat tawadhu dan sederhana ini ternyata sosok di balik berdirinya Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur. Dialah KH Abdul Karim atau yang biasa disebut Mbah adalah nama kecil KH Abdul Karim. Ia lahir sekitar tahun 1856, di Dukuh Banar, Desa Diangan, Kawedanan Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Ia merupakan putra ketiga dari pasangan Abdur sebagai seorang petani, ayah Manab juga seorang pedagang. Kehidupan keluarga Abdur Rahim sebenarnya berkecukupan, hanya setelah sang ayah meninggal dan usaha itu dilanjutkan oleh sang istri serta tak lama kemudian Salmah –ibu Manab- menikah lagi, Manab memutuskan untuk mengembara dengan tujuan menuntut ilmu, ingin meniru kedua kakaknya, yakni Aliman dan Mu`min yang lebih dulu hari, Aliman pulang ke Magelang. Rupanya Aliman juga bermaksud mengajak Manab yang saat itu berusia 14 tahun untuk berkelana. Dengan berbekal restu orangtua, Manab akhirnya berangkat ke Jawa perjalanan itu, kedunya sampai di Dusun Gurah Kediri, bernama Babadan. Di dusun inilah, keduanya menemukan sebuah surau yang diasuh oleh seorang kiai, dan mulai nyantri untuk mempelajari ilmu-ilmu dasar, seperti ilmu amaliyah –dengan membagi waktu sambil ikut mengetam padi, menjadi buruh warga desa saat panen dirasa cukup, ia meneruskan nyantri ke pesantren yang terletak di Cepoko, 20 kilometer sebelah selatan Nganjuk, dengan bekerja di pesantren itu. Di sini, Manab belajar selama 6 tahun. Lantas pindah ke Pesantren Trayang, Bangsri, Kertosono. Di pesantren ini pula, konon Manab memperdalam al-Qur` tak puas hanya belajar di dua pesantren, Manab pindah ke Sidoarjo, pesantren Sono –yang terkenal akan ilmu sorofnya. Di pesantren ini, ia mondok 7 tahun dan tidak lagi belajar sambil bekerja, karena seluruh kebutuhannya sudah ditanggung sana ia lalu nyantri ke Pesantren Kedungdoro dan kemudian ke Madura untuk nyantri kepada Kiai Kholil Bangkalan. Di pesantren ini, hampir 23 tahun Manab nyantri. Saat itu ia sudah berusia 40 cukup lama, Kiai Kholil merasa Manab sudah lulus. Lalu Manab pamit pulang. Namun sesampainya di Jawa Timur, dia mendengar salah satu sahabatnya kala mondok di Madura, Kiai Hasyim Asy`ari telah tiga tahun membina pesantren di Tebuireng, Jombang, yang membuat Manab singgah. Di pesantren ini, ternyata dia tidak sekedar singgah dan malah sempat nyantri selama 5 diduga-duga, Kiai Hasyim menjodohkannya dengan salah seorang putri kerabatnya, putri KH Sholeh dari Banjarmlati, Kediri. Kiai Manab yang saat itu berusia 50 tahun akhirnya menikah dengan KH Sholeh berkeinginan membeli tanah di Lirboyo dan memberikannya kepada Manab. Akhirnya, Kiai Manab pun menetap di situ, Kiai Manab boleh dikatakan merintis dari awal. Bahkan, di awal-awal Kiai Manab menetap di Lirboyo tidak jarang kena teror. Tujuannya agar Kiai Manab tak betah. Tapi dengan ketabahan, Kiai Manab justru berhasil menyadarkan kiai Manab memulai membangun sarana peribadatan, mushalla yang 3 tahun kemudian disempurnakan menjadi masjid tahun 1913. Dengan keberadaan masjid itu keberhasilan dakwah Kiai Manab kian tampak. Masjid itu tidak sekedar hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai sarana pendidikan dan situ, banyak masyarakat yang kemudian berguru, malahan ada seorang santri yang datang dari Madiun, bernama Umar. Santri pertama inilah yang kemudian menjadi cikal bakal keluarga besar Pesantren Lirboyo, yang dirintis dari nol oleh Kiai demi tahun, Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo semakin dikenal oleh masyarakat luas dan semakin dibanjiri santri. Setelah pesantren berkembang, banyak santrinya yang menjadi ulama besar. Di antaranya KH Marzuqi Dahlan dan KH Mahrus Aly. Kedua ulama ini juga merupakan menantu Mbah Manab yang kemudian membantu mengembangkan Pesantren Manab, KH Marzuqi Dahlan, dan KH Mahrus Aly merupakan tiga tokoh penting Pondok Pesantren Lirboyo. Biografi ketiganya diceritakan dalam buku berjudul Tiga Tokoh Lirboyo yang diterbitkan Jausan Lirboyo pada Juli pada hari Senin tanggal 21 Ramadhan 1374 H, sekitar pukul KH Abdul Karim wafat. Suasana sedih tentu melingkari keluarga Pesantren Lirboyo. Sebab, sosok kharismatik itu telah tiada. [Fath]

alumni lirboyo yang terkenal